Sabtu, 14 Juni 2014

Elegi tanpa notasi


Kusebut diriku angin
yang berhembus melintasi bumi
Memenuhi ruang tak berwujud

Kusebut dirinya api
Yang teriknya pekat dibumi
Menyilaukan ruang tak berisi

Kusebut diriku angin
Yang bergerak bebas jelajahi kenangan
Menggoda jiwa para rupawan

Kusebut dirinya api
Yang mampu membakar segala
Melelehkan hati para penghamba

Kusebut diriku angin,
Kusebut dirinya api

Kami dipertemukan oleh masa
Diantara bilik-bilik senja
Ditengah lorong penuh tawa
Oleh jiwa yang bersahaja

Kusebut diriku angin,
Kusebut dirinya api

Ada sebuah dilema
Diantara tawa yang tercipta
Ditengah kisah bahagia
Oleh hampa yang menjelma

Kusebut diriku angin,
Kusebut dirinya api

Angin tetaplah angin
Aku berhembus menawarkan cinta
Tapi kau biarkan udara melahapnya tak tersisa

Api tetaplah api
Nyala asmara semakin membara
Tapi ku pasrahkan tanah memadamkannya

Kini lara telah menjelma
Ditiap bait yang tercipta